Pingpong adalah nama lain dari tenis muka eh meja, ya pingpong atau tenis meja adalah salah satu permainan paling mengasyikan bagi orang – orang yang kurang kerjaan. Dikasih bola, eh dibalikin lagi, benar – benar kurang kerjaan. Setelah beberapa teman bermain, akhirnya giliran aku yang bermain dengan seorang teman yang tak kukenal. Dia mulai melakukan serve bola, wes ewes ewes dia memukul bola dengan keras dan aku menerimanya dengan baik menggunakan kepala, yah inovasi baru. Aku nyengir kesakitan, tapi nggak cengeng koq. Hiks hiks emaaaaakkkkk saaaaakkiiiitt . . .
Yang ingin aku tekankan disini adalah aku nggak bisa main pingpong. Jangankan main, pegang pemukulnya aja kayak pegang sodet masak. Satu – satunya permainan dengan bola yang aku bisa adalah, bola bekel. Sepak bola aja cuma ikut – ikutan lari, basket cuma asal lempar. Nggak peduli kepala siapa lagi yang harus oleng kena lemparanku. Volley?? Alah, itu lagi, serve aja kudu ngeden dulu tapi nggak pernah sampai ke lapangan musuh. Itulah sebabnya aku hanya bisa bersorak mendukung teman – temanku yang saat itu bermain pingpong untuk mengisi waktu luang di bulan puasa. Mungkin aku lebih pantas jadi cheersleader dengan baju ketat dan rumbai – rumbai yang aku goyangkan kesana – kemari kemudian aku bersorak :
“ Go...go...go...pukul....go...go...go...terus...go...go...go...GOBLOK!??
Yah itu saja yang bisa aku lakukan sebagai pengabdian dan rasa solidaritasku yang teramat besar dan dalam pada teman – teman yang bermain. Yang penting ikut berkeringat aja, walau harus bersorak terus sampai mulut berbusa dan celana bernoda (noda apa tuh??). Tapi intinya aku sudah ikut berpartisipasi, mungkin apabila ada kesempatan aku ingin belajar bermain pingpong pada atlet handal Indonesia bernama ... Ucok Baba. Hari semakin sore dan kami pun berhenti bermain, setelah mandi kami pun berbuka puasa. Segerrrrr!!??
Yang ingin aku tekankan disini adalah aku nggak bisa main pingpong. Jangankan main, pegang pemukulnya aja kayak pegang sodet masak. Satu – satunya permainan dengan bola yang aku bisa adalah, bola bekel. Sepak bola aja cuma ikut – ikutan lari, basket cuma asal lempar. Nggak peduli kepala siapa lagi yang harus oleng kena lemparanku. Volley?? Alah, itu lagi, serve aja kudu ngeden dulu tapi nggak pernah sampai ke lapangan musuh. Itulah sebabnya aku hanya bisa bersorak mendukung teman – temanku yang saat itu bermain pingpong untuk mengisi waktu luang di bulan puasa. Mungkin aku lebih pantas jadi cheersleader dengan baju ketat dan rumbai – rumbai yang aku goyangkan kesana – kemari kemudian aku bersorak :
“ Go...go...go...pukul....go...go...go...terus...go...go...go...GOBLOK!??
Yah itu saja yang bisa aku lakukan sebagai pengabdian dan rasa solidaritasku yang teramat besar dan dalam pada teman – teman yang bermain. Yang penting ikut berkeringat aja, walau harus bersorak terus sampai mulut berbusa dan celana bernoda (noda apa tuh??). Tapi intinya aku sudah ikut berpartisipasi, mungkin apabila ada kesempatan aku ingin belajar bermain pingpong pada atlet handal Indonesia bernama ... Ucok Baba. Hari semakin sore dan kami pun berhenti bermain, setelah mandi kami pun berbuka puasa. Segerrrrr!!??
0 komentar:
Posting Komentar