Awal aku masuk kuliah, sungguh menegangkan membuat hatiku berdebar bukan kepalang karena aku melihat seorang cewe yang weleh2x diantara teman – teman baruku. Semakin lama aku memandangnya semakin berdebar kencang jantungku, Astagfirullah, aku memalingkan wajah berhenti memandangnya dengan 1 alasan, aku khawatir terkena serangan jantung. Aku nggak tahu ini cinta pada pandangan pertama atau nafsu pada pandangan pertama. Pada awalnya aku anggap itu cuma gejala – gejala cinta tapi kini aku sadar kalau itu gejala – gejala gila. Badan meriang, hidung ingusan, pandangan berkunang – kunang. Ah… aku nggak bisa makan kalo nggak laper, aku nggak bisa tidur kalo nggak ngantuk, aku nggak bisa pipis kalo nggak kebelet. Waktu terus berjalan dan aku tahu siapa namanya, untuk melindungi masa depannya dari gosip murahan tentang diriku, kusamarkan namanya menjadi Norman eh....maaf diralat menjadi Nevi ... ya Nevi lebih cocok untuk cewe secantik dia. Awalnya aku hanya ingin tahu lebih jauh tentangnya, aku mencari tahu nomor HP-nya dari teman – teman kuliah yang lain hingga aku dapat nomor HP-nya dari seorang teman bernama Rahma.
Setelah aku dapat nomor HP-nya, aku nggak berani sms dia. Of course, aku cuma bisa pasrah, tunggu waktu yang baik buat kenal lebih jauh karena menurut ilmu kejawen, hari baikku itu hari Kamis legi dan Sabtu pon. Ehm…nggak nyambung sih, tapi paling tidak di hari – hari itu ada kesempatan emas untuk kenal dia lebih jauh lagi. Dan ternyata waktu baik itu datang tanpa aku sengaja, niatnya aku mau sms Mas Yoyok temanku karena dia mau ajak aku ke Saphir. Tapi malah nyasar ke HP Nevi. Cukup lama, dia balas smsku dengan menginformasikanketololanku salah kirim ke HP-nya. Mulai dari situ, aku sering smsan dengannya, bercanda membabi buta (dalam hal ini aku yang babi buta) dan kadang tanya tugas, dll. Sampai suatu saat aku beranikan diri menelpon dia dengan alasan,”Ada bonusan freetalk”. Tapi betapa terkejutnya aku ketika dia kira aku ini mantan pacarnya. OMG(Oh My God)… Jadi selama ini aku suka pada wanita yang sudah punya pasangan?? Tapi nggak apa lah toh dia baru saja putus, jadi nggak ada salahnya kan aku PDKT ala tukang sayur. Sampai pada suatu ketika dari telepon aku pernah mempersembahkan sebuah lagu berjudul,”My Heart Will Go On” yang dinyanyiin Waljinah ehm Celindion dengan tujuan menumbuhkan chemistry dan suasana romantis diantara kami berdua.
Semakin lama, aku semakin sering telepon dia dengan alasan yang sama, dan dia selalu sambut dengan ogah – ogahan. Mungkin dia malas ditelepon orang nggak beradab dan nggak inisiatif kayak aku. Sampai akhirnya aku selalu ragu untuk menelepon dia, dikampus pun jarang kami bicara berdua. Itu terjadi semata – mata aku grogi aja kalau diajak ngobrol dia. Tiba – tiba aku pengen banget telepon dia, dengan secarik kertas berisi topik yang akan aku bicarakan dengannya. Mantap aku telepon dia, telepon diangkat (ada sedikit harapan rencanaku sukses). Aku sapa dia dengan nada penuh wibawa,”Assalamualaikum, hai Nevi lagi apa?”. Setelah itu aku tanyakan topik yang telah aku siapkan sebelumnya, yaitu kenapa cewe gampang nangis. Niatnya dari topik itu aku mau nyatain perasaanku yang sebenarnya padanya. Eh malah dia ogah – ogahan gitu. Ya sudah lama – lama aku juga BT diperlakukan seperti itu. Akhirnya aku jarang telepon dia lagi, paling telepon juga kalo lagi perlu aja. Dan semua itu membuatku sadar kalau dia diciptakan bukan untuk kumiliki, tapi dia diciptakan hanya untuk membuatku gila. Aku dan dia sangatlah berbanding terbalik, dia manis semanis kolak bikinan ibuku, postur tubuhnya wuih…model banget, wangi kayak abis mandi kembang 7 rasa, dah gitu konon katanya kecantikkannya itu melebihi artis terkenal Tamara Mbelseki. Dan bagiku yang paling eksotis adalah matanya, karena aku suka sama cewe berbulu mata domba (baca : lentik). Apalagi kalau dia sedang lihatin aku, ALAMAK…. RUAR BIASA sekali lagi RUAR BIASA, sungguh pesonanya tak dapat diungkapkan dengan kata – kata, yang keluar hanya suara,”KAING – KAING”.
Sementara aku, dah rombeng, cuek, cengengesan, bau ikan asin, badan tinggal tulang isikentut. Yah pokoknya bagaikan bintang di langit sama cacing di tanah deh. Itu terbukti karena sampai aku tulis cerita ini, aku nggak pernah bisa deketin dia. Jangankan jadiin someone special seperti mimpi – mimpi yang sering aku alami. Bisa ngobrol langsung berdua saja sama dia itu jarang bahkan mungkin nggak pernah. Tapi bagaimanapun juga, aku tetap memiliki harapan, dan dia harus tahu apa yang kurasakan ini. Satu – satunya usaha terakhirku adalah mengurai sejuta puisi cinta untuknya hanya melalui sms. Kini aku tinggal menunggu kehendak Yang Kuasa yang menciptakan rasa cinta ini. Aku berakhir dengannya atau aku berakhir hanya dengan kenangan tentangnya.
Andai aku memang bisa jadi someone special baginya berarti itu bonus dari usahaku selama ini. Tapi kalau tidak, ambil saja sisi baiknya, paling tidak dia sudah memberi perubahan positif dalam hidupku dari Izul yang rombeng, cuek dan cengengesan menjadi Izul yang rombeng, cuek dan cengengesan tapi sedikit lebih rapi. Di akhir cerita ini aku hanya ingin menyampaikan sepatah dua patah atau kalau bisa tiga patah kata padanya, maafin aku. Mungkin seandainya kamu baca cerita ini, kamu langsung panas dingin,mencret – mencret, menertawakan kegilaanku ini. Memang ini bukan benar – benar cinta, ini hanya sebatas kegilaanku mengagumimu. Tapi ketahuilah, Je suis amore de toi.
Setelah aku dapat nomor HP-nya, aku nggak berani sms dia. Of course, aku cuma bisa pasrah, tunggu waktu yang baik buat kenal lebih jauh karena menurut ilmu kejawen, hari baikku itu hari Kamis legi dan Sabtu pon. Ehm…nggak nyambung sih, tapi paling tidak di hari – hari itu ada kesempatan emas untuk kenal dia lebih jauh lagi. Dan ternyata waktu baik itu datang tanpa aku sengaja, niatnya aku mau sms Mas Yoyok temanku karena dia mau ajak aku ke Saphir. Tapi malah nyasar ke HP Nevi. Cukup lama, dia balas smsku dengan menginformasikan
Semakin lama, aku semakin sering telepon dia dengan alasan yang sama, dan dia selalu sambut dengan ogah – ogahan. Mungkin dia malas ditelepon orang nggak beradab dan nggak inisiatif kayak aku. Sampai akhirnya aku selalu ragu untuk menelepon dia, dikampus pun jarang kami bicara berdua. Itu terjadi semata – mata aku grogi aja kalau diajak ngobrol dia. Tiba – tiba aku pengen banget telepon dia, dengan secarik kertas berisi topik yang akan aku bicarakan dengannya. Mantap aku telepon dia, telepon diangkat (ada sedikit harapan rencanaku sukses). Aku sapa dia dengan nada penuh wibawa,”Assalamualaikum, hai Nevi lagi apa?”. Setelah itu aku tanyakan topik yang telah aku siapkan sebelumnya, yaitu kenapa cewe gampang nangis. Niatnya dari topik itu aku mau nyatain perasaanku yang sebenarnya padanya. Eh malah dia ogah – ogahan gitu. Ya sudah lama – lama aku juga BT diperlakukan seperti itu. Akhirnya aku jarang telepon dia lagi, paling telepon juga kalo lagi perlu aja. Dan semua itu membuatku sadar kalau dia diciptakan bukan untuk kumiliki, tapi dia diciptakan hanya untuk membuatku gila. Aku dan dia sangatlah berbanding terbalik, dia manis semanis kolak bikinan ibuku, postur tubuhnya wuih…model banget, wangi kayak abis mandi kembang 7 rasa, dah gitu konon katanya kecantikkannya itu melebihi artis terkenal Tamara Mbelseki. Dan bagiku yang paling eksotis adalah matanya, karena aku suka sama cewe berbulu mata domba (baca : lentik). Apalagi kalau dia sedang lihatin aku, ALAMAK…. RUAR BIASA sekali lagi RUAR BIASA, sungguh pesonanya tak dapat diungkapkan dengan kata – kata, yang keluar hanya suara,”KAING – KAING”.
Sementara aku, dah rombeng, cuek, cengengesan, bau ikan asin, badan tinggal tulang isi
Andai aku memang bisa jadi someone special baginya berarti itu bonus dari usahaku selama ini. Tapi kalau tidak, ambil saja sisi baiknya, paling tidak dia sudah memberi perubahan positif dalam hidupku dari Izul yang rombeng, cuek dan cengengesan menjadi Izul yang rombeng, cuek dan cengengesan tapi sedikit lebih rapi. Di akhir cerita ini aku hanya ingin menyampaikan sepatah dua patah atau kalau bisa tiga patah kata padanya, maafin aku. Mungkin seandainya kamu baca cerita ini, kamu langsung panas dingin,
0 komentar:
Posting Komentar