Di ambang malam aku sendiri ditemani sepi
Rembulan malam di ufuk dunia datang mengisi
Aku duduk terhanyut tebuai takjub haru
Aku diam melukis wajahmu didalam kalbu
Binatang malam lirih mengisi sunyi memanggil
Langit malam payungi gugusan bintang kecil
Aku terpejam mengucap doa setia
Wahai malam panjang tetapkanlah kami berdua
Kuingin berlabuh ditangkai kasihmu yang sejuk
Agar aku tak berubah hilang terpuruk
Lihatlah didua bening mataku
Tersirat senyummu yang hangatkan jiwaku
Angin malam bekukan rongga dadaku
Urat nadiku mengalirkan darah merah
Aku sakit karena kisah kasihmu dahulu
Yang buat diriku ingin luapkan amarah
Namun sehelai kasih lembut mendera
Hilangkan amarah yang ingin meraja
Lihatlah seisi ruang hasratku meraihmu
Kusadari separuh hatiku sunyi tanpamu
Hatiku di malam itu begitu syahdu
Hatiku di malam itu terus menderu
Terdengar kata yang tak bersuara merdu
Mengucapkan kata mengoyak haru
Kata yang buatku terbelenggu
Tak bisa kulepaskan walau hanya sesaat
Seakan kaulah cinta sejatiku
Tak bisa kulupakan hingga akhir hayat
By Zulfikkar PN
4 Mei 2007
0 komentar:
Posting Komentar