Winda (19, bukan nama sebenarnya) adalah orang yang sempat mengisi hatiku. Dia adalah teman satu kampusku yang kukenal sejak tahun 1954 (tapi bo’ong). Ketika kami dipertemukan dalam sebuah kelas awalnya aku hanya mengaguminya saja sebagai salah satu gadis sunsilk eh salah .... maksudku gadis cantik. He2x ^_^’. Maklum lelaki kan ditakdirkan untuk mengagumi kecantikan wanita jadi karena aku ditakdirkan menjadi seorang lelaki maka tak ada salahnya aku menjadi pengagumnya. Yang jelas, dari perasaan yang biasa saja. Lama kelamaan muncul sebuah rasa yang berbeda, ya rasa upilkeju. Tuh kan salah lagi, maksudku rasa – rasa suka yang mengganggu. Yah, tentu saja mengganggu pikiranku, jiwa dan ragaku. Weleh2x. Terlebih ketika kutahu harapanku pada Nevi untuk menjadi kenyataan sudah NOL besar. Aku tahu tak mungkin dia memilihku untuk jadi yang terpilih. Akhirnya, aku palingkan hatiku pada yang lain yang bisa membuat suasana dan semangatku kembali hidup. Ya, dia itu Winda.
Aku sangat senang jika dia dekat denganku, ngobrol, tertawa ha ha hi hi, pokoknya dia berbeda dengan Nevi yang susah sekali untuk aku dekati. Hingga suatu saat, aku tak sanggup lagi untuk pendam perasaanku padanya. Kebetulan aku punya teman yang punya buku bahasa Jerman, jadi aku tulis saja ungkapan hatiku dengan bahasa Jerman. Entah ejaan dan cara penulisannya benar atau tidak, yang jelas saat itu aku tuliskan kata – kata seperti ini :
Gutten abend Winda. Ich möchte sprechen bei du. Zum beispiel das glück sein für ich. Ich möchte das glück ist gibt lieben du jetzt. Deshalb was du möchte also ich mädchenfreund? Ich möchte antwort ja oder nein. Entschuldigung zum biespiel ich falsch. Danke für du, gutten schlafen und traümen schön freund. Tschüs!
Yang menurutku artinya :
Selamat malam Winda. Aku pengen ngomong sama kamu. Seandainya keindahan ada untukku. Aku ingin keindahan itu adalah bisa menyayangimu sekarang. Oleh karena itu, apakah kamu juga mau jadi teman wanitaku? Aku ingin jawaban ya atau tidak. Maaf jika aku salah. Terima kasih untukmu, selamat tidur dan mimpi indah teman. Sampai besok!
Dia pun menanyakan arti kata – kata itu keesokan harinya, tapi aku tetap merahasiakannya. Hari berganti hari, perasaan ini semakin menggebu. Yang aku lakukan hanya menuliskan puisi untuknya, ya hanya itu. Sempat suatu hari aku mengirimkan puisi cinta. Kemudian dia hanya memberikan sebuah senyuman, aku bertanya padanya mengapa cuma senyuman? Apa komentarmu tentang puisi itu.
Dia bilang,”No Comment. Wakakakak nggak dink. Bagus. Ini puisi buat siapa?”
Aku jawab,”Ya, buat kamu. Orang aku kirimnya ke kamu. Itu masih anget lho, baru aku buat langsung aku kirim ke kamu. Awalnya cuma missed call eh jadi pengen buat puisi. Tapi itu belum ada judulnya, aku kasih judul Winda boleh nggak? Nyambung nggak sih?”
Dia bilang,”Ya boleh judulnya Winda. Memang apa maksudnya Zul?”
Aku jawab,”Artikan saja sendiri. Kalau kamu tahu apa maksudku pasti kamu tahu apa arti puisi itu.”
Dia bilang,”Setiap orang memparafrasekan puisi itu berbeda – beda. Yang paling tepat ya yang buat. Sekarang artinya apa Zul?”
Aku bilang,” Intinya itu menceritakan tentang orang yang merasa tak pantas memiliki seseorang tapi dia ingin memiliki orang tersebut.”
Dia bilang,”Ini ungkapan hati Zul?”
Aku bilang,”Bisa ya, bisa juga nggak. Udah ah, jangan dilanjutin lagi aku nggak bisa. Jangan singgung ini di kampus, jangan ceritakan pada siapapun. Aku mohon, maaf aku pakai acara kirim puisi itu ke kamu.”
Kemudian dia tidak membalas sms itu lagi dan setelah kejadian itu. Banyak hal yang berubah dalam diriku, perasaan grogi dan tak percaya diri menjadi hal yang paling sering muncul ketika aku bertemu dengannya , aku merasa ada yang berubah pada sikapnya padaku, dia jadi pendiam dan tak welcome padaku seperti biasanya. Mungkin dia juga malu atau bahkan nggak mau dekat denganku lagi. Tapi biarlah itu mengalir, yang bahasa Inggrisnya,”Let it just flow”. Yah itulah kisah cintaku yang kedua yang mungkin akan berakhir sia – sia sama seperti yang pertama. Yang penting, semangat saja jalani hidup ini.
Aku sangat senang jika dia dekat denganku, ngobrol, tertawa ha ha hi hi, pokoknya dia berbeda dengan Nevi yang susah sekali untuk aku dekati. Hingga suatu saat, aku tak sanggup lagi untuk pendam perasaanku padanya. Kebetulan aku punya teman yang punya buku bahasa Jerman, jadi aku tulis saja ungkapan hatiku dengan bahasa Jerman. Entah ejaan dan cara penulisannya benar atau tidak, yang jelas saat itu aku tuliskan kata – kata seperti ini :
Gutten abend Winda. Ich möchte sprechen bei du. Zum beispiel das glück sein für ich. Ich möchte das glück ist gibt lieben du jetzt. Deshalb was du möchte also ich mädchenfreund? Ich möchte antwort ja oder nein. Entschuldigung zum biespiel ich falsch. Danke für du, gutten schlafen und traümen schön freund. Tschüs!
Yang menurutku artinya :
Selamat malam Winda. Aku pengen ngomong sama kamu. Seandainya keindahan ada untukku. Aku ingin keindahan itu adalah bisa menyayangimu sekarang. Oleh karena itu, apakah kamu juga mau jadi teman wanitaku? Aku ingin jawaban ya atau tidak. Maaf jika aku salah. Terima kasih untukmu, selamat tidur dan mimpi indah teman. Sampai besok!
Dia pun menanyakan arti kata – kata itu keesokan harinya, tapi aku tetap merahasiakannya. Hari berganti hari, perasaan ini semakin menggebu. Yang aku lakukan hanya menuliskan puisi untuknya, ya hanya itu. Sempat suatu hari aku mengirimkan puisi cinta. Kemudian dia hanya memberikan sebuah senyuman, aku bertanya padanya mengapa cuma senyuman? Apa komentarmu tentang puisi itu.
Dia bilang,”No Comment. Wakakakak nggak dink. Bagus. Ini puisi buat siapa?”
Aku jawab,”Ya, buat kamu. Orang aku kirimnya ke kamu. Itu masih anget lho, baru aku buat langsung aku kirim ke kamu. Awalnya cuma missed call eh jadi pengen buat puisi. Tapi itu belum ada judulnya, aku kasih judul Winda boleh nggak? Nyambung nggak sih?”
Dia bilang,”Ya boleh judulnya Winda. Memang apa maksudnya Zul?”
Aku jawab,”Artikan saja sendiri. Kalau kamu tahu apa maksudku pasti kamu tahu apa arti puisi itu.”
Dia bilang,”Setiap orang memparafrasekan puisi itu berbeda – beda. Yang paling tepat ya yang buat. Sekarang artinya apa Zul?”
Aku bilang,” Intinya itu menceritakan tentang orang yang merasa tak pantas memiliki seseorang tapi dia ingin memiliki orang tersebut.”
Dia bilang,”Ini ungkapan hati Zul?”
Aku bilang,”Bisa ya, bisa juga nggak. Udah ah, jangan dilanjutin lagi aku nggak bisa. Jangan singgung ini di kampus, jangan ceritakan pada siapapun. Aku mohon, maaf aku pakai acara kirim puisi itu ke kamu.”
Kemudian dia tidak membalas sms itu lagi dan setelah kejadian itu. Banyak hal yang berubah dalam diriku, perasaan grogi dan tak percaya diri menjadi hal yang paling sering muncul ketika aku bertemu dengannya , aku merasa ada yang berubah pada sikapnya padaku, dia jadi pendiam dan tak welcome padaku seperti biasanya. Mungkin dia juga malu atau bahkan nggak mau dekat denganku lagi. Tapi biarlah itu mengalir, yang bahasa Inggrisnya,”Let it just flow”. Yah itulah kisah cintaku yang kedua yang mungkin akan berakhir sia – sia sama seperti yang pertama. Yang penting, semangat saja jalani hidup ini.
0 komentar:
Posting Komentar