Ini adalah kisah nyasarku yang ketiga dan menjadi (Insya Allah) kisah nyasar terakhir yang aku ceritakan. Ceritanya tak lama setelah hari sialku nyasar sampai daerah Pakem. Pada waktu itu, bapakku memberi kabar bahwa ibuku akan pulang menuju Cilacap, atau dengan kata lain itu kesempatan terakhir selama aku di Jogja untuk bertemu ibuku. Setelah selesai kuliah, aku sempat bertanya pada temanku dimana letak jalan kesehatan. Temanku bilang tidak tahu, elah dalah ..... orang Jogja saja tidak tahu apalagi aku yang orang lain, atau bahasa Belandanya tiyang sanes. Nah, dengan sedikit petunjuk dari bapakku. Aku pun dengan yakin pergi menuju alamat tersebut.
Di tengah jalan aku kebingungan mencari jalan kesehatan. Kalau aku pelankan laju motorku, pasti orang di belakangku main klakson sembarangan, mungkin dia belum pernah korengan kali berani main api sama mamas Izul. Huehe .... nah, akhirnya dengan perjuangan yang sangat keras. Aku pun menemukan jalan kesehatan itu, sekarang tinggal cari tempat yang disebut Wisma Talenta yang kalau tidak salah bernomor A5. Kemudian, aku masuk ke jalan kesehatan mencari alamta itu. Namun, tidak ada yang bernomor A5, yang ada mulai B – F. Kemudian aku nekad, terus mencari sendiri tapi malunya aku ketika tak sengaja aku belok ke sebuah tikungan yang ternyata itu langsung menuju garasi rumah orang lain. ”Monyet” salah lagi nih dan anehnya saat itu tidak hanya aku yang salah belok, ada sedikitnya 2 orang yang mengikuti jejakku.
Kemudian aku berhenti sejenak untuk sms bapakku, bapakku bilang alamat itu dekat dengan tempat fotokopi (lupa merknya). Kemudian aku cari tempat fotokopi itu, lagi – lagi ketololanku mengantarkanku hanya berputar – putar di daerah itu. Yah, sial susah sekali alamat itu kutemukan. Karena putus asa, aku putuskan saja untuk kembali ke kost tanpa bertemu dengan ibuku. Tapi ditengah jalan, tiba – tiba bapakku memanggil. Yah, aku bertemu bapakku ditengah jalan dan beliau menunjukan alamat yang dimaksud. Ternyata eh ternyata, itu rumah kost nyungsep di antara toko – toko besar di dekat RS Sarjdito. Pantas saja, susah dicari. Tapi tak apa, yang penting akhirnya aku bisa bertemu dengan ibuku dan mendapat uang saku. Lumayan!!?
0 komentar:
Posting Komentar