Kisah ini terjadi saat aku kembali ke Jogja setelah hampir sebulan liburan di kampung halaman. Waktu itu aku sengaja kembali ke Jogja dengan membawa gitar, karena di kost nggak ada gitar jadi lumayan bisa menyalurkan sedikit hobi bermain gitar di kost nantinya. Aku berangkat bersama bapaku pukul 3 pagi. Tak lama sebuah bus menghampiri kami dan kami pun menuju Jogja dengan bus itu. Dalam bus, aku duduk terpisah dengan bapaku. Aku di depan sementara bapaku dibelakang, firasat buruk datang ketika dalam perjalanan beberapa pengamen masuk kedalam bus, tapi tak lama dan tanpa lagu mereka langsung turun kembali. Awalnya aku tak mengerti, mungkin saja dilarang oleh kernet bus itu, padalah keadaan bus cukup penuh penumpang.
Kemudian dalam perjalanan selanjutnya, mataku terasa mengantuk dan aku pun tertidur. Entah mimpi apa yang jelas air liur mulai membasahi pipi sebelah kiriku, saat tersadar aku hapus air liur itu dengan jaket yang aku pakai. Dan aku pun melanjutkan tidurku lagi, saat sedang terlelap tidur tiba – tiba bus berhenti mendadak, otomatis semua penumpang terlempar kedepan termasuk aku. Na’as gitar yang aku bawa mengenai kepala seseorang di depanku, dengan nada sedikit kesal dia berkata, “ Kalau ngamen bawa gitarnya ati – ati donk mas!!??” Menanggapi perkataan orang tersebut, aku hanya mengangguk dan sedikit tersenyum kecut tak mau memperpanjang masalah. Setelah 4 jam perjalanan dalam bus, aku sampai di daerah Gamping. Aku pikir seperti biasa, aku turun di daerah Gamping namun saat aku sudah turun. Dengan segala gerakan yang bisa bapaku lakukan, beliau menginstruksikan aku untuk segera masuk kembali ke bus karena kami akan turun di terminal Giwangan. Yah dengan cekatan aku berlari dan masuk kembali ke bus, eh lha Si kernet malah ngomong,” Duh mas, nggak kuliah?? Koq pagi – pagi dah ngamen??” Dengan muka sedikit memelas aku berkata,” Saya bukan pengamen pak, orang tadi saya naik bus ini tapi salah turun.” Nah, Si kernet hanya bilang,”OOooo.....ati – ati ya mas”
Aku cukup kesal karena dari tadi dikira pengamen terus, memang waktu itu aku hanya memakai jaket dan topi serta membawa gitar. Sementara tas aku letakkan dibagasi bus. Nah tak lama dalam perjalanan menuju terminal, datang lagi sebuah musibah. Saat aku sedang duduk sambil sedikit memetik senar gitar, masuklah 2 orang pengamen. Mereka menyanyikan lagu dan saat meminta uang kepada penumpang, mereka melewatkan aku alias aku tidak dimintai uang. Tapi kemudian salah satu diantara mereka duduk disebelahku dan bertanya,” Mas, dah berapa lama ngamen disini??” Dengan tenang aku pun menjawab, ” Saya bukan pengamen, kebetulan aja mau kuliah bawa gitar” Eh Si pengamen malah nyodorin tangan dan berkata,” Kalau gitu bayar dong.” Aku hanya menggelengkan kepala dan berkata, ” Uangnya mau dipakai naik bus nanti mas, lain kali aja.” Mendengar jawaban itu Si pengamen hanya terdiam, untung saja dia tidak marah dan mengancam aku kayak di tivi – tivi. Selamat .... selamat ....
Kemudian dalam perjalanan selanjutnya, mataku terasa mengantuk dan aku pun tertidur. Entah mimpi apa yang jelas air liur mulai membasahi pipi sebelah kiriku, saat tersadar aku hapus air liur itu dengan jaket yang aku pakai. Dan aku pun melanjutkan tidurku lagi, saat sedang terlelap tidur tiba – tiba bus berhenti mendadak, otomatis semua penumpang terlempar kedepan termasuk aku. Na’as gitar yang aku bawa mengenai kepala seseorang di depanku, dengan nada sedikit kesal dia berkata, “ Kalau ngamen bawa gitarnya ati – ati donk mas!!??” Menanggapi perkataan orang tersebut, aku hanya mengangguk dan sedikit tersenyum kecut tak mau memperpanjang masalah. Setelah 4 jam perjalanan dalam bus, aku sampai di daerah Gamping. Aku pikir seperti biasa, aku turun di daerah Gamping namun saat aku sudah turun. Dengan segala gerakan yang bisa bapaku lakukan, beliau menginstruksikan aku untuk segera masuk kembali ke bus karena kami akan turun di terminal Giwangan. Yah dengan cekatan aku berlari dan masuk kembali ke bus, eh lha Si kernet malah ngomong,” Duh mas, nggak kuliah?? Koq pagi – pagi dah ngamen??” Dengan muka sedikit memelas aku berkata,” Saya bukan pengamen pak, orang tadi saya naik bus ini tapi salah turun.” Nah, Si kernet hanya bilang,”OOooo.....ati – ati ya mas”
Aku cukup kesal karena dari tadi dikira pengamen terus, memang waktu itu aku hanya memakai jaket dan topi serta membawa gitar. Sementara tas aku letakkan dibagasi bus. Nah tak lama dalam perjalanan menuju terminal, datang lagi sebuah musibah. Saat aku sedang duduk sambil sedikit memetik senar gitar, masuklah 2 orang pengamen. Mereka menyanyikan lagu dan saat meminta uang kepada penumpang, mereka melewatkan aku alias aku tidak dimintai uang. Tapi kemudian salah satu diantara mereka duduk disebelahku dan bertanya,” Mas, dah berapa lama ngamen disini??” Dengan tenang aku pun menjawab, ” Saya bukan pengamen, kebetulan aja mau kuliah bawa gitar” Eh Si pengamen malah nyodorin tangan dan berkata,” Kalau gitu bayar dong.” Aku hanya menggelengkan kepala dan berkata, ” Uangnya mau dipakai naik bus nanti mas, lain kali aja.” Mendengar jawaban itu Si pengamen hanya terdiam, untung saja dia tidak marah dan mengancam aku kayak di tivi – tivi. Selamat .... selamat ....
0 komentar:
Posting Komentar