Aku beranjak menghadap cermin yang terbelah.
Aku termangu membisu bertanya dalam hati yang lelah.
Seakan kepingan hati ini terasing di lautan.
Yang di dalamnya terhanyut cinta tak bertuan.
Aku hanyalah kerikil yang terinjak.
Terabaikan, hanya merasakan sakit dan sesak.
Aku selalu saja menjadi orang yang biasa.
Tak sempurna seperti mereka dan cintanya.
Ini hanya selembar puisi cinta biasa.
Tak ada yang membuatnya teristimewa.
Hingga kau mau mengerti keadaan jiwa raga.
Yang begitu berharap kaulah pengisinya.
By Zulfikkar PN
30 Mei 2008

0 komentar:
Posting Komentar